Rabu, 02 November 2011

ILMU BUDAYA DASAR


PENGERTIAN KEBUDAYAAN
  Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Budaya dalam pengertian yang luas adalah pancaran daripada budi dan daya. Seluruh apa yang difikir, dirasa dan direnung diamalkan dalam bentuk daya menghasilkan kehidupan. Budaya adalah cara hidup sesuatu bangsa atau umat. Budaya tidak lagi dilihat sebagai pancaran ilmu dan pemikiran yang tinggi dan murni dari sesuatu bangsa untuk mengatur kehidupan berasaskan peradaban. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Upacara kedewasaan dari suku WaYao di Malawi, Afrika. Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yang mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda- benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat Menurut Koentjoroningrat (1986), kebudayaan dibagi ke dalam tiga sistem, pertama sistem budaya yang lazim disebut adat-istiadat, kedua sistem sosial di mana merupakan suatu rangkaian tindakan yang berpola dari manusia. Ketiga, sistem teknologi sebagai modal peralatan manusia untuk menyambung keterbatasan jasmaniahnya.

RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR

Bertitik tolak dari kerangka tujuan yang telah diuraikan di atas, ada dua masalah pokok yang bisa dipakai untuk bahan pertimbangan dalam menentukan ruang lingkup kajian Ilmu budaya dasar kedua masalah pokok ini ialah :
1.    Berbagai aspek kehidupan manusia yang di dalamnya adalah persolan dalam menjalankan hidup dan fenomena budaya yang berkembang, dalam hal ini bisa dikaji dengan melakukan pendekatan budaya (the humanities).
2.    Hakekat manusia baik secara individu maupun kelompok, memiliki anekaragam kebudayaan pada zamannya serta ragam budaya dimasing-masing daerah.
Dari dua pokok permasalahan ini, maka secara tidak langsung telah menempatkan manusia sebagai bahan kajian Ilmu budaya dasar. Manusia sebagai individu yang kreatif dalam hal ini dijadikan obyek dalam menganalisis setiap fenomena budaya. Dalam perkembangannya kajian ini melihat berbagai dimensi yang dilakukan manusia, seperti, hubungan manusia dengan alam, dengan sesama manusia, nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan manusia serta hubungan manusia dengan penciptanya.
Pokok-pokok bahasan ini bisa dilihat dari berbagai dimensi yakni :
1.    Latar belakang Ilmu Budaya Dasar
2.    Konsep Ilmu Budaya Dasar dalam kesusastraan, seni rupa, dan seni musik.
3.    Ilmu Budaya Dasar Dalam Agama
4.    Ilmu Budaya Dasar Dalam Filsafat
5.    Manusia dan cinta kasih
6.    Manusia dan Keindahan
7.    Manusia dan Penderitaan
8.    Manusia dan Keadilan
9.    Manusia dan Pandangan hidup
10. Manusia dan tanggungjawab serta pengabdian
11. Manusia dan kegelisahan
12. Manusia dan harapan
Kedua belas pokok bahasan tersebut telah menempati tema sentral dalam berbagai disiplin ilmu yang membicarakan tentang kebudayaan. Dalam hal ini pokok-pokok bahasan itu bisa dijadikan sebagai bahan untuk menambah wawasan budaya. Salah satu contohnya adalah perwujudan dari cinta dalam hal ini bisa kita lihat dari berbagai macam puisi maupun cerita pendek (cerpen) yang bertemakan cinta.
Namun demikian, untuk melihat perwujudan dari keduabelas pokok bahasan tersebut dari kacamata karya baik seni, sastra, filsafat dan lain sebagainya tergantung dari apa yang akan kita kaji. Hal ini karena, dalam satu karya seringkali mengungkap lebih dari satu masalah. Dalam cerpen misalya, kita dapat melihat berbagai bentuk kesedihan, kesenangan, cinta, kasih sayang dan lain sebagainya. Oleh karena itu, satu karya mungkin bisa digunakan untuk melihat beragam bentuk masalah, namun yang perlu ditekankan disini bahwa kita hanya memilih satu pokok masalah yang paling menonjol diantara permasalahan yang ada.
Disinilah pentingnya kita belajar Ilmu budaya dasar. Karena Ilmu budaya dasar sendiri bukan ilmu sastra, tari maupun filsafat. Ilmu daya dasar  hanya menggunakan karya-karya yang terdapat dalam pengetahuan budaya untuk dijadikan bahan pendekatan berbagai persoalan budaya dan permasalahan yang dihadapi manusia.
Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Tujuan dasar dari Ilmu Budaya Dasar  ini tidak lain adalah untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji berbagai persoalan budaya serta persoalan yang dihadapi manusia. Selain itu IBD tidak bermaksud menggambarkan disiplin ilmu yang merujuk hanya satu bidang saja, melainkan mengambarkan berbagai disiplin ilmu termasuk di dalamnya pengetahuan budaya (the humanities). Di samping itu, IBD turut serta dalam pengembangan kerpibadian bagi kita yang mempelajarinya. Dengan mempelajarinya kita memperoleh banyak wawasan dan pemikiran. Sehingga dengan begitu kita bisa menjadi lebih kritis terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut diri kita, orang lain mapun alam sekitar kita.
Namun demikian, untuk memenuhi tujuan ideal tersebut, Ilmu budaya dasar dengan sendirinya memberikan harapan kepada kita seperti berikut :
1)    Mengusahakan penajaman dan kepekaat pola pikir kita terhadap lingkungan budaya, sehingga kita lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, terutama untuk kepentingan setiap individu.
2)    Memberikan kesempatan bagi kita semua untuk memperluas wacana tentang berbagai masalah yang dihadapi manusia maupun berbagai persoalan budaya.
3)    Mengkader kita untuk menjadi individu yang toleran dan tidak terjerumus dalam sifat kedaerahan, fanatisme agama, maupun ras atau golongan. Hal ini karena ruang lingkup pendidikan yang kita rasakan saat ini cenderung membuat setiap manusia berpandangan sempit, mementingkan golongan dan lain sebagainya.

               UNSUR KEBUDAYAAN
   Unsur kebudayaan besar(cultural universal): dikemukakan oleh C. Kluckhon ada
1)    Sistem religius (homo religius)
 Merupakan produk manusia sebagai homo religius.
Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur tanggap bahwa diatas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut sehingga menyembahnya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.

2)     Sistem organisasi kemasyarakatan (homo socius)
Merupakan prodak manusia sebagai homo socius.
Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah namun memiliki akal maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

3)     Sistem pengetahuan (homo safiens)
Merupakan prodak manusia sebagai homo safiens.
Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri maupun dari orang lain.

4)     Sistem mata pencaharian hidup dan system ekonomi (homo ekonomicus)
Merupakan produk manusia sebagai homo economicus, yaitu menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
Ilmu Budaya Dasar Halaman 4 dari 8

5)    Sistem peralatan hidup dan tehnologi (homo faber)
Merupakan produk manusia sebagai homo faber.
Bersumber dari pemikirannya yang cerdas dan dibantu dengan tangannya manusia dapat membuat dan mempergunakan alat, dengan alat-alat ciptaannya itulah manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya .

6)    6. Sistem bahasa (homo longuens)
Merupakan produk manusia sebagai homo longuens.

       Wujud Kebudayaan 

       J.J Honigmann (dalam koenjtaningrat, 2000) membedakan adanya tiga 'gejala                                                                                                                                       kebudayaan' yaitu :

A.Ideas
B.Activities
C.artifac

Dan ini diperjelas Koentjaningrat yang mengistilahkannya dengan tiga wujud kebudayaanWujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan, dan sebagainya.Wujud kebudayaan sebagi suatu yang kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Mengenai wujud kebudayaan ini, elly m.Setiadi dkk dalam buku Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (2007:29-30) memberikan penjelasannya sebagai berikut :
1. Wujud Ide
Wujud tersebut menunjukan wujud ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak dapat diraba, dipegang ataupun difoto, dan tempatnya ada di alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup. Budaya ideal mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan memberi arah kepada tindakan, kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat sebagai sopan santun. Kebudayaan ideal ini bisa juga disebut adat istiadat.
2. Perilaku
Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa diobservasi, difoto dan didokumentasikan karena dalam sistem sosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia berinteraksi dan berhubungan serta bergaul dengan lainnya dalam masyarakat. Bersifat konkret dalam wujud perilaku dan bahasa.


3. Wujud Artefak
Wujud ini desebut juga kebudayaan fisik, dimana seluruhnya merupakan hasil fisik. Sifatnya paling konkret dan bisa diraba, dilihat dan didokumentasikan. Contoh : candi, bangunan, baju, kain komputer dll.


PENGERTIAN MANUSIA
Manusia (dikenal sebagai Homo sapiens taksonomi, bahasa Latin untuk "orang bijak" atau                   "manusia mengetahui")adalah spesies hidup hanya dalam genus Homo primata bipedal di Hominidae, keluarga kera besar. Manusia modern secara anatomis berasal di Afrika sekitar 200.000 tahun lalu, mencapai modernitas perilaku penuh sekitar 50.000 tahun yang lalu.

Manusia memiliki otak yang sangat berkembang, mampu penalaran abstrak, bahasa, introspeksi, dan pemecahan masalah. Kemampuan mental, dikombinasikan dengan kereta badan tegak yang membebaskan tangan untuk memanipulasi obyek, telah memungkinkan manusia untuk memanfaatkan alat-alat yang jauh lebih besar daripada makhluk hidup lainnya di Bumi. Lain proses berpikir tingkat yang lebih tinggi dari manusia, seperti kesadaran diri, rasionalitas, dan cita rasa,dianggap mendefinisikan fitur apa yang merupakan "orang".

Seperti primata yang paling tinggi, manusia adalah binatang sosial. Manusia unik mahir menggunakan sistem komunikasi untuk ekspresi diri, pertukaran ide, dan organisasi. Manusia menciptakan struktur sosial yang kompleks terdiri dari kelompok bekerja sama dan bersaing banyak, dari keluarga ke negara-negara. Interaksi sosial antara manusia telah membentuk berbagai sangat luas nilai-nilai, norma sosial, dan ritual, yang bersama-sama membentuk dasar dari masyarakat manusia. Dengan individu luas di setiap benua kecuali Antartika, manusia adalah spesies kosmopolitan. Pada bulan Januari 2011, populasi manusia diperkirakan menjadi sekitar 6910000000.

Manusia terkenal karena keinginan mereka untuk memahami dan mempengaruhi lingkungan mereka, berusaha untuk menjelaskan dan memanipulasi fenomena melalui ilmu pengetahuan, filsafat, mitologi, dan agama. Rasa ingin tahu alam telah menyebabkan perkembangan alat-alat canggih dan keterampilan, yang diwariskan budaya, manusia adalah spesies hanya dikenal untuk membangun kebakaran, memasak makanan mereka, pakaian mereka sendiri, dan menggunakan berbagai teknologi lainnya. Studi tentang manusia adalah disiplin ilmiah antropologi.
Etimologi

Manusia kata sifat bahasa Inggris adalah kata pinjaman dari bahasa Inggris Tengah dari humain Lama Prancis, akhirnya dari bahasa Latin humanus, bentuk kata sifat Homo "manusia". Menggunakan kata itu sebagai kata benda (dengan jamak: manusia) tanggal untuk abad ke-16  Orang Istilah asli bahasa Inggris sekarang sering disediakan untuk orang dewasa laki-laki, tetapi "manusia" istilah kadang-kadang digunakan untuk merujuk pada spesies umumnya. dalam bahasa Inggris modern. Penggunaan ini dianggap oleh banyak menjadi usang [14] Kata adalah dari Proto-Jermanik * mannaz, dari akar Proto-Indo-Eropa (PIE). * Manusia, yang serumpun untuk Sansekerta pabrikan.

Homo nama generik adalah derivasi abad belajar 18 dari bahasa Latin "manusia" homo, akhirnya "yang duniawi" (Old Latin Hemo, bahasa serumpun ke Old "manusia" GUMA bahasa Inggris, dari PIE * d ʰ ǵ ʰ Emon-, yang berarti 'bumi' atau 'tanah ')

HAKIKAT MANUSIA
manusia memiliki kemampuan intelegesi dan daya nalar sehingga manusia mampu berifikir, berbuat, dan bertindak untuk membuat perubahan dengan maksud pengembangan sebagai manusia yang utuh. Kemampuan seperti itulah yang tidak dimiliki oleh makhluk Tuhan lainnya. Dalam kaitannya dengan perkembangan individu, manusia dapat tumbuh dan berkembang melalui suatu proses alami menuju kedewasaan baik itu bersifat jasmani maupun bersifat rohani. Oleh sebab itu manusia memerlukan Pendidikan demi mendapatkan perkembangan yang optimal sebagai manusia.
Pada dasarnya ada dua pokok persoalan tentang hakikat manusia. Pertama, telaah tentang manusia atau hakikat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan di muka bumi ini. Kedua, telaah tentang sifat manusia dan karakteristik yang menjadi ciri khususnya serta hubungannya dengan fitrah manusia.
Ragam pemahaman tentang hakikat manusia, sbb:

1)    HOMO RELIGIUS: Pandangan tentang sosok manusia dan hakikat manusia sebagai makhluk yang beragam. Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa di muka bumi ini sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain ciptaan-Nya. Melalui kesempurnaannya itulah manusia bisa berfikit, bertindak, berusaha dan bisa manentukan mana yang baik dan benar. Disisi lain manusia meyakini bahwa ia memiliki keterbatasan dan kekurangan. Mereka yakin ada kekuatan lain, yaitu Tuhan sang pencipta alam semesta. Oleh sebab itu, sudah menjadi fitrah manusia, pada hakikatnya manusia adalah makhluk religius yang mempercayai adanya sang maha pencipta yang mengatur seluruh sistem kehidupan dimuka bumi ini.
2)    HOMO SAPIENS: Pemahaman hakikat manusia sebagai makhluk yang bijaksana dan dapat berfikir atau sebagai animal rationale. Hakikat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling tinggi dan paling mulia. Hal ini disebabkan oleh manusia karena memiliki akal, pikiran, rasio, daya nalar, cipta dan karsa, sehingga manusia mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia seutuhnya. Manusia sebagai suatu organisme kehidupan dapat tumbuh dan berkembang, namun yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah manusia memiliki daya pikir sehingga ia bisa berbicara, berfikir, berbuat, belajar, dan memiliki cita-cita sebagai dambaan dalam menjalankan kehidupannya yang lebih baik.
3)    HOMO FABER: Pemahaman hakikat manusia sebagai makhluk yang berpiranti (perkakas). Manusia dengan akal dan ketrampilan tangannya dapat menciptakan atau menghasilkan sesuatu (sebagai produsen) dan pada pihak lain ia juga menggunakan karya lain (sebagai konsumen) untuk kesejahteraan dan kemakmuran hidupnya. Melalui kemampual dan daya pikir yang dimilikinya, serta ditunjang oleh daya cipta dan karsa, manusia dapat berkiprah lebih luas dalam tatanan organisasi kemasyarakata menuju kehidupan yang lebih baik.
4)    HOMO HOMINI SOCIUS: Kendati manusia sebagai makhluk individu, makhluk yang memiliki jati diri, yang memiliki ciri pembeda antara yang satu dengan yang lainnya, namun pada saat yang bersamaan manusia juga sebagai kawan sosial bagi manusia lainnya. Ia senantisa berinteraksi dengan lingkungannya. Ia berhubungan satu sama lain dan membentuk suatu masyarakat tertentu. Walaupun terdapat pendapat yang berlawanan, ada yang menyebut manusia adalah serigala bagi manusia lain (homo homini lupus). Pemahaman yang terakhir inilah yang harus dihindarkan agar tidak terjadi malapetaka dimuka bumi ini. Sejarah telah membuktikan adanya perang saudara ataupun pertikaian antarbangsa, pada akhirnya hanya membuahkan derajat peradapan manusia semakin tercabik-cabik dan terhempaskan.
5. Manusia sebagai makhluk etis dan estetis: Hakikat manusia pada dasarnya adalah sebagai makhluk yang memiliki kesadaran susila (etika) dalam arti ia dapar memahami norma-norma sosial dan mampu berbuat sesuai dengan norma dan kaidah etika yang diyakininya. Sedangkan makna estetis yaitu pemahaman tentang hakikat manusia sebagai makhluk yang memiliki rasa keindahan (sense of beauty) dan rasa estetika (sense of estetics). Sosok manusia yang memiliki cita, rasa, dan dimensi keindahan atau estetika lainnya.
Hubungan Manusia dengan Kebudayaan
  Secara umum pengertian kebudayaan adalah merupakan jalan atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani.

Manusia dan kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat, dan hampir semua tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai

1) penganut kebudayaan
2) pembawa kebudayaan
3) manipulator kebudayaan
4) pencipta kebudayaan

Disamping itu, kebudayaan manusia itu menciptakan suatu keindahan yang biasa kita sebut dengan suatu seni. Keindahan/seni dibutuhkan oleh setiap manusia agar kehidupan yang dijalaninya menjadi indah sentosa.
Manusia dan keindahan/seni memang tak bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya manjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik




Sumber: http://id.wikipedia.org
Sumber: http://id.shvoong.com
Sumber: http://etno06.wordpress.comhttp://etno06.wordpress.com

1 komentar: